LINGKUNGAN KELUARGA
<<<<< MEDIASOSIAL>>>>>
Di berbagai belahan dunia
dengan beragam budaya dan sistem sosial, keluarga merupakan unit sosial penting
dalam bangunan masyarakat. Keluarga merupakan warisan umat manusia yang terus
dipertahankan keberadaannya dan tidak lekang oleh perubahan zaman. Berbagai
perubahan oleh faktor perkembangan zaman tentu saja memengaruhi corak dan
karakteristik keluarga, namun substansi keluarga tidak terhapuskan. Keluarga adalah rumah tangga yang
memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya
fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi
para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan. Jaringan tersebut selain
terdiri dari kerabat yang masih memiliki hubungan darah juga mencakup kerabat
fiktif, seperti sahabat keluarga. Pada umumnya, fungsi yang dijalankan oleh
keluarga seperti melahirkan dan merawat anak, menyelesaikan masalah, dan saling
peduli antar anggotanya tidak berubah substansinya dari masa ke masa. Namun, bagaimana keluarga
melakukannya dan siapa saja yang terlibat dalam proses tersebut dapat berubah
dari masa ke masa dan bervariasi diantara berbagai budaya.
Ditengah zaman yang penuh
dengan pergolakan, perubahan yang pesat dan berbagai ketidakpastian, keluarga
kian menghadapi tantangan yang berat. Agar keluarga tetap menjadi faktor yang
signifikan dan berperan positif bagi masyarakat, maka keluarga harus memiliki
kelentingan dalam menghadapi tantangan zaman. Pendekatan kelentingan keluarga
bertujuan untuk mengenali dan membentengi proses interaksi yang menjadi kunci
bagi kemampuan keluarga untuk bertahan dan bangkit dari tantangan kehidupan
yang mengganggu. Menjadi
orang tua merupakan salah satu tahapan yang dijalani oleh pasangan yang
memiliki anak. Masa transisi menjadi orang tua pada saat kelahiran anak pertama
terkadang menimbulkan masalah bagi relasi pasangan dan dipersepsi menurut
kualitas perkawinan. Selain itu, kajian psikologis juga memperlihatkan bahwa
perempuan menjalani transisi yang lebih sulit daripada laki-laki. Apalagi bila
masalah ini berkaiatan dengan pilihan antara mengurus anak dengan kesempatan
ekonomis. Dukungan dari sanak keluarga sangat diperlukan agar perempuan tetap
berjuang dengan susah payah dalam menjalankan fungsi keibuannya dengan baik.
Bila dukungan sanak keluarga sangat kurang, maka keterlibatan dan dukungan
suami menjadi andalan utama. Keluarga
merupakan tempat yang penting bagi perkembangan anak secara fisik, emosi,
spritual, dan sosial. Karena keluarga merupakan sumber kasih sayang, perlindungan, dan
identitas bagi anggotanya. Keluarga menjalankan fungsi yang penting bagi
keberlangsungan masyarakat dari generasi ke generasi. Dari kajian lintas budaya
ditemukan dua fungsi utama keluarga, yakni internal memberikan perlindungan
psikososial bagi para anggotanya, dan eksternal mentransmisikan nilai-nilai
budaya pada generasi selanjutnya.
Gaya kepemimpinan
orangtua terhadap anak sangat bervariasi. Ada yang gaya kepemimpinannya menurut
apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat
otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh
tetapi ada juga yang penuh cinta kasih. Perbedaan gaya kepemimpinan
seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi anak. Cara
memberikan hukuman misalnya: kalau anak dipukul karena nakal, maka ketika dia
sudah dewasa cara semacam itu dapat
menimbulkan ketegangan yang lebih berat antara anak dan orangtua.
Dengan perkembangan zaman
yang sangat pesat, dengan dimulainya era teknologi mengakibatkan perubahan
tingkah laku dan gaya hidup manusia pada saat ini. Kecenderungan untuk
mengikuti perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan banyak pula
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam kehidupan yang mengakibatkan orangtua yaitu baik ayah maupun
ibu diwajibkan sama-sama bekerja untuk memenuhi kelangsungan hidup. Kesibukan
bekerja menyebabkan intensitas bertemu dan berkomunikasi dalam keluarga relatif
terbatas. Bahkan banyak diantara orangtua yang tidak mengetahui apa saja
aktivitas anak ketika mereka tidak berada dirumah. Kesibukan orangtua tersebut
menimbulkan kurangnya waktu bagi orangtua terhadap anak untuk saling
berkomunikasi serta kurangnya perhatian bagi sianak, yang mengakibatkan anak
menjadi nakal dan suka mengucapkan kata-kata kotor yang tidak sesuai dengan norma-norma
yang ada di masyarakat.
Bahkan si anak tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Selain itu karena
sibuknya orangtua tersebut bekerja maka apa pun yang di inginkan oleh si anak orangtua langsung memberikan apa yang
diminta oleh si anak tersebut. Orangtua yang sibuk dengan tugasnya jika mampu
secara finansial biasanya menaruh harapan kepada pembantu rumah tangga dalam
mengasuh, membesarkan dan mengajari anak mereka. Dengan begitu pembantu lebih
leluasa menanamkan pengaruh kepada anak. Dalam rekreasi, banyak peran pengganti
orangtua seperti media elektonik, pusat hiburan, pembantu, nenek/ kakek. Dalam
hal penumbuhan perlindungan dan afeksi, banyak orangtua kurang memiliki waktu
dan kemampuan. Dengan gaya kepemimpinan yang seperti ini maka orangtua akan
sulit menciptakan karakter anak yang tekun.